Jogja Hip Hop Foundation Sekang Menjadi Guru Hip Hop di Jogjakarta

Jogja Hip Hop Foundation adalah salah satu Grup hip hop berbahasa Jawa yang beranggotakan Marzuki Mohammad alias Kill the DJ, Balan, Lukman, Antok, Mamok, dan DJ Vanda. Sebagai kelompok yang berusia hampir 10 tahun, Jogja Hip Hop Foundation (JHF) menjadi tempat bertanya bagi kelompok hip hop yang tumbuh subur di Yogyakarta.



Bahkan, banyak orangtua meminta personel grup Jogja Hip Hop Foundation ini menjadi guru bagi anaknya yang ingin menyanyi hip hop.

Akhir pekan lalu, JHF (Jogja Hip Hop Foundation) menghibur peserta MuDA Creativity 5th Anniversary, yang mengusung tema "Investo: Investasikan Energimu untuk Bumi". "Sekarang ada sekitar 250 kelompok hip hop. Kalau secara nasional, hip hop meredup. Tetapi tidak di Yogyakarta, selalu hidup, selalu muncul kelompok baru," ungkap Juki, panggilan Marzuki, yang juga pendiri JHF.

Beberapa waktu lalu, JHF/Jogja Hip Hop Foundation menggelar angkringan hip hop yang menjadi ajang pertemuan kelompok hip hop. "Itu seru sekali, semuanya nyanyi. Mereka bernyanyi dari pukul 09.00 pagi sampai 11.00 malam. Kami malah hanya sedikit nyanyinya," kata Juki.

Beda lagi dengan pengalaman Antok. Awalnya, dia merasa sulit mengenalkan hip hop kepada masyarakat. "Sekarang, banyak yang bertanya kepada kami bagaimana menciptakan lagu. Bahkan, ada ibu yang minta kami menjadi guru hip hop buat anaknya," ujar Antok.

Jogja Hip Hop Foundation (JHF) didirikan tahun 2003 oleh Marzuki Mohamad a.k.a Kill the DJ, dengan tujuan untuk membantu aktivitas dan mempromosikan rap berbahasa Jawa.

Diawali dengan berbagai acara kecil seperti It’s Hip Hop Reunion dan Angkringan Hip Hop, kemudian pada tahun 2006-2009 memulai proyek Poetry Battle; eksplorasi karya puisi Indonesia dari puisi-puisi tradisional hingga kontemporer dengan media hip hop. Dari proyek itu menghasilkan dua buah album kompilasi Poetry Battle 1 & 2, dan berhasil membentuk identitas dan sikap berkarya JHF.

Dengan segala keunikan yang dimilikinya; mencampurkan musik hip hop dengan tradisi Jawa, JHF mulai diundang ke panggung-panggung internasional, diawali dengan pementasan di Esplanade Singapore tahun 2009, tahun 2011 JHF diundang pentas ke Canberra dan New York

Pada tahun 2010, Jogja Hip Hop Foundation meluncurkan film dokumenter Hiphopdiningrat; sebuah potret perjalanan hip hop Jawa. Film itu kemudian mendapatkan respon positif dari berbagai media dan kemudian diundang ke berbagai festival film internasional.

Keterbatasan bahasa Jawa yang digunakan sebagai lirik rap, yang mungkin susah mendapatkan tempat di industri music Indonesia, mampu diatasi dengan caranya sendiri. Saat ini lagu-lagu dari JHF sudah menjadi lagu rakyat di Yogyakarta, terutama setelah diluncurkannya lagu Jogja Istimewa yang sudah menjadi soundtrack kehidupan rakyat Yogyakarta. Lagu itu dinyanyikan kolektif oleh Ki Jarot, akronim dari Kill the DJ, Jahanam, Rotra, ketiganya adalah crew yang paling konsisten memproduksi lagu-lagu hip hop berbahasa dan bernuansa Jawa dan mempresentasikan eksistensi dari Jogja Hip Hop Foundation.


Recommended Posts :

0 comments:

Post a Comment - Back to Content

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))